Office = Jl. Malahayu raya no 46, Brebes

Office = Jl. Tegal residen no 1, Tegal kota

Office = Gedung Sarinah, Jakarta pusat

SIN MING LANE, MIDVIEW CITY SINGAPORE

Malahayu Raya no 46, kaligangsa wetan, brebes, jawa tengah

52217

+6282283555968

24/7 Customer Support

Mon - Fri: 9:00 - 19:30

Online Website, store always open

MAMAH(MUDAH MENYENANGKAN-AMANAH)

SIGI(SUKSES INDONESIA GOLD ASIA)

PT. Sukses Indonesia Gold

5/5

INOVATION & MONITORING TO GLOBAL

SELAMAT DATANG DI PELAYANAN KAMI: MAMAH (MUDAH – MENYENANGKAN – AMANAH) MELALUI PROSES MANAGEMENT TERBAIK

Mendidik Anak usia 13 - 21 tahun

Berikut adalah 10 kunci mendidik anak usia 13-21 tahun, beserta masalahnya, doa, solusi berdasarkan Al-Qur’an, hadits, dan nasihat Ali bin Abi Thalib, serta maknanya.

1. Kunci: Menanamkan Akidah yang Kuat

Masalah: Anak mulai meragukan agama karena pengaruh lingkungan

Doa: “Rabbi la tudzigh qulubana ba’da idz hadaytana.”

(Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk.” – QS. Ali Imran: 8)

Solusi: Ajarkan tauhid dengan cara diskusi yang terbuka, bukan pemaksaan Nasihat Ali bin Abi Thalib: “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman yang berbeda denganmu.”

Makna: Anak remaja butuh pendekatan logis agar tetap berpegang teguh pada Islam

 

2. Kunci: Mengajarkan Shalat dengan Kesadaran

Masalah: Anak mulai lalai dalam shalat

Doa: “Rabbi aj’alni muqimas shalati wa min dzurriyyati.”

(Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan keturunanku orang yang mendirikan shalat.” – QS. Ibrahim: 40)

Solusi: Beri pemahaman bahwa shalat adalah kebutuhan, bukan sekadar kewajiban

Hadits: “Perintahkan anak kalian shalat saat usia 7 tahun dan pukullah mereka (jika enggan) saat usia 10 tahun.” (HR. Abu Dawud)

Makna: Pada usia ini, shalat harus menjadi kebiasaan yang tertanam

3. Kunci: Mendidik dengan Keteladanan

Masalah: Anak cenderung meniru perilaku negatif

Doa: “Waj’alna lil-muttaqina imama.”

(Artinya: “Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” – QS. Al-Furqan: 74)

Solusi: Orang tua harus menjadi contoh dalam ucapan dan tindakan

Ali bin Abi Thalib: “Lisanul hal afshahu min lisanil maqaal.” (Perbuatan lebih lantang daripada kata-kata.)

Makna: Anak lebih banyak meniru daripada mendengar nasihat

4. Kunci: Menanamkan Rasa Hormat kepada Orang Tua

Masalah: Anak sering membantah dan kurang menghormati

Doa: “Wabil walidayni ihsana.”

(Artinya: “Dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua.” – QS. Al-Isra: 23)

Solusi: Ajak anak berdiskusi, bukan sekadar memberi perintah

Hadits: “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua.” (HR. Tirmidzi)

Makna: Menghormati orang tua adalah kunci keberkahan hidup

5. Kunci: Mengajarkan Akhlak dalam Pergaulan

Masalah: Anak mudah terpengaruh teman yang buruk

Doa: “Ya ayyuhalladzina amanu ittaqu-Llaha wakunu ma’ash-shadiqin.”

(Artinya: “Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berkumpullah dengan orang-orang yang benar.” – QS. At-Taubah: 119)

Solusi: Arahkan anak memilih teman yang baik

Ali bin Abi Thalib: “Jangan berteman dengan orang bodoh, karena dia hanya akan menyusahkanmu.”

Makna: Pilihan teman sangat menentukan karakter seseorang

6. Kunci: Memberikan Pendidikan Seksual Islami

Masalah: Anak mulai penasaran tentang seks dari sumber yang salah

Doa: “Wala taqrabu zina.”

(Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina.” – QS. Al-Isra: 32)

Solusi: Jelaskan dengan cara yang ilmiah dan Islami

Hadits: “Tidak ada warisan yang lebih berharga dari orang tua selain akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)

Makna: Pendidikan seksual penting untuk menjaga kesucian diri

7. Kunci: Mengajarkan Tanggung Jawab

Masalah: Anak cenderung malas dan kurang mandiri

Doa: “Wala takun lil-khafirina zahira.”

(Artinya: “Dan janganlah menjadi penolong bagi orang-orang zalim.” – QS. Al-Qashash: 86)

Solusi: Berikan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan usianya

Ali bin Abi Thalib: “Janganlah engkau mendidik anakmu menjadi seperti dirimu, karena mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda.”

Makna: Anak harus belajar mandiri sesuai tantangan zaman

8. Kunci: Melatih Kesabaran dan Ketahanan Mental

Masalah: Anak mudah menyerah dalam menghadapi masalah

Doa: “Wasbir wa ma shabruka illa billah.”

(Artinya: “Bersabarlah, dan kesabaranmu itu hanya dengan pertolongan Allah.” – QS. An-Nahl: 127)

Solusi: Ajarkan anak menghadapi kegagalan sebagai bagian dari kehidupan

Hadits: “Sabar adalah cahaya.” (HR. Muslim)

Makna: Sabar adalah kekuatan dalam menghadapi ujian hidup

9. Kunci: Menanamkan Nilai Kemandirian Finansial

Masalah: Anak boros dan tidak bisa mengatur uang

Doa: “Wala tubadzir tabdzira.”

(Artinya: “Janganlah kamu menghamburkan hartamu secara boros.” – QS. Al-Isra: 26)

Solusi: Ajarkan anak cara menabung dan berwirausaha kecil-kecilan

Ali bin Abi Thalib: “Ilmu lebih berharga dari harta, karena ilmu menjagamu, sedangkan harta harus kau jaga.”

Makna: Anak harus belajar mengelola keuangan sejak dini

10. Kunci: Membantu Anak Menemukan Passion dan Potensinya

Masalah: Anak bingung dengan masa depan dan karirnya

Doa: “Rabbana hablana min ladunka rahmatan wahai lana min amrina rasyada.”

(Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan berilah kami petunjuk dalam urusan kami.” – QS. Al-Kahfi: 10)

Solusi: Dampingi anak dalam menemukan passion dan cita-citanya

Ali bin Abi Thalib: “Manusia dinilai dari pekerjaannya.”

Makna: Setiap anak punya potensi yang harus dikembangkan

Kesimpulan:

Mendidik anak usia 13-21 tahun membutuhkan kesabaran, diskusi terbuka, dan keteladanan. Menggunakan pendekatan Al-Qur’an, hadits, dan nasihat Ali bin Abi Thalib akan memberikan pondasi kuat bagi anak untuk menghadapi kehidupan.

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SIGI

FREE
VIEW